MENCARI
MAKNA HIDUP DALAM SETIAP PROFESI
D
|
emi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al- Ashr’ [103] : 1-3)
Setiap
orang memiliki kesempatan yang sama dalam hidup ini, diberikan Allah bekal
kemampuan akal dan fikiran menggunakan potensi yang dibawa semenjak dilahirkan
ke dunia ini. Menjalani aktifitas duniawi namun tak melupakan sisi rohani dan
spiritual.
Setiap orang menjalani rutinitas
masing-masing dengan profesi masing-masing pula, yang pejabat dengan wewenang
jabatannya menentukan keputusan hal-hal yang besar, yang petani semangat dengan
pekerjaannya mengisi lumbung-lumbung kehidupan agar bangsa ini tidak kelaparan,
yang jadi guru dengan komitemen kode-etiknya dan lain-lain.
Bagi umat beragama kita terikat
suatu aturan. Sebagai umat Muslim nilai keimanan dan akidah yang menjadi lem
perekat antara satu dan yang lain. Semua profesi itu tadi kembali kepada nilai
keimanannya agar menjadi benteng pertahanan yang utama dari dalam diri. Tanpa nilai
keimanan yang menancap dalam hati sanubari setiap Muslim. Betapa hampanya hidup
tanpa jika kita hanya terlena dengan duniawi ini, padahal kita hidup tidak
sendiri. Ada orang lain baik itu keluarga, orang-orang di sekeliling kita
maupun teman kerja namun kadang kita lupa bahwa mereka itu bisa menjadi cermin
bagi kita Sebagai ”…watawa sahubil haqqi
watawaa sahubil sabri”.
Pertama,
orang yang memiliki makna hidup adalah orang yang pandai bermuhasabah (mawas
diri). Bahwa sesudah hidup ini ada mati dan semua amal baik dan buruk yang
telah dilakukan di dunia ini akan kita pertanggung jawabkan di hadapan-Nya. Tinggal
kita berbenah menyiapkan diri dari hidup untuk yang maha hidup. Kedua, bekerja dengan ikhlas, mengembalikan
hasil yang telah diusahakan berupa ketentuan Allah semata. Memiliki indikasi
mampu menyeimbangkan hak dan kewajibannya. Ketiga,
memanfaatkan hubungan Muammalah sebagai media belajar (pandai mengambil hikmah
setiap peristiwa).
Wallahu `alamu bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar