Rabu, 28 September 2011

Metodologi Studi Islam ( Meteri Kuliah)


BAHAN TAMPILAN
(Metodologi Studi Islam)
Ajahari, M.Ag

METODOLOGI STUDI ISLAM
  1. MSI merupakan salah satu komponen mata kuliah dasar umum (MKDU) yang harus diikuti oleh semua mahasiswa di setiap fakultas dan jurusan dalam lingkungan Perguruan Tinggi Islam dengan bobot 2 SKS, dan diberikan pada semester pertama. Mata Kuliah ini mulai diberikan pada tahun 1997 dengan SK Menag. No 383 yang merupakan pengembangan dari mata kuliah DIRASAH ISLAMIYAH.
  2. MSI merupakan mata kuliah yang penting (urgen) untuk diberikan pada mahasiswa dalam rangka :
            a.  Memberikan bekal metodologis, yaitu kemampuan memilih  dan  menerapkan  metode yang dianggap tepat, cepat serta efektif dan efesien dalam menempuh  studi  Islam sekaligus menjadi dasar dalam mempelajari mata kuliah lainnya yang terkait dengan mata kuliah keislaman.
            b. Diharapkan dengan bantuan metodologi akan mendapatkan pengetahuan yang komprehensif tentang Islam dalam berbagai aspeknya baik yang terdapat pada sumber ajaran,     Islam sebagai interpretasi ulama dan ilmuwan           Muslim, historis dan aktualisasinya.
            c. Menjawab permasalahan terkait dengan masih lemahnya  penguasaan metodologi  umat Islam yang berakibat amat variatif dan parsialnya pemahaman umat Islam terhadap ajaran Islam.
            d.  Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap Islam maupun diluar Islam yang selama ini seringkali dilakukan oleh para orientalis Barat
Metodologi Studi Islam
  • Metodologi terdiri dari : Metode dan Logos. Metode berasal dari bahasa Yunani, Metha (sepanjang/melewati, hodos (jalan/cara). Jadi Metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan logos berarti ilmu. M. Santra Praja mengartikan metode : ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. JS. Badudu dan Sutan M. Zaini metode disebut dengan pengajaran atau penelitian. Dalam  bahasa arab disitilahkan dengan Thariqah, manhaj dan Wasilah (Nata, )
  • Dalam Kamus Bahasa Indonesia metodologi diartikan suatu untuk mengungkapkan cara yang paling cepat dan tepat dalam melakukan sesuatu atau dengan kata lain cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
  • Metode menurut istilah adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Hugo F. Reading mengatakan metode adalah kelogisan penelitian ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset (Hugo dalam Yatimi, 2006 :147) 
  • Metode adalah suatu ilmu yang memberi pengajaran tentang sistem dan langkah yang harus ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan. Dalam berbagai penelitian ilmiah, langkah-langkha pasti harus ditempuh agar kelogisan penelitian ilmiah benar-benar nyata dan dapat dipercaya semua masyarakat. (M. Yatimi Abdullah,  2006 :147)
  • Abraham Kaflan metodologi adalah pengkajian (study), mengenal penggambaran (deskripsi), penjelasan (eksplanasi) dan pembenaran (justifikasi) sehingga melahirkan generalisasi (penyimpulan). Dengan kata lain cara atau prosedur yang ditempuh dalam memecahkan suatu masalah (mulai menemukan fakta hingga sampai pada penyimpulan)
  • Dalam penggunaannya Abraham Kafflan membedakan metodologi dalam empat macam penggunaan :
    • Teknik-teknik atau prosedur yang digunakan dalam ilmu pengetahuan (science) atau dalam konteks penelitian seperti survey, statistik, interview, analisis fakta dll.
    • Basa-basi (honorific) menerangkan “apa itu metode pengetahuan yang digunakan”, tanpa penjelasan lebih lanjut (konsep yang belum jelas)
    • Epistimologi (teori pengetahuan) atau terkait dengan cara mendapatkan pengetahuan.
    • Metode, teknik-teknik umum yang digunakan dalam berbagai ilmu pengetahuan. 
Mengapa diperlukan metodologi dalam studi Islam?
  1. Sebagaimana gagasan awal lahirnya MSI untuk mengupayakan cara yang cepat dan tepat dalam mempelajari Islam karena pada mata kuliah sebelumnya tidak banyak memuat tentang metodologi
  2. Untuk menampilkan kembali sejumlah hasanah dan intelektual dari masa lalu hingga sekarang’
  3. Karena keilmuan selalu berkembang seiring dengan perkembangan pemikiran, peradaban dan kebudayaan yang berkembang.
  4. Luasnya ruang lingkup ajaran Islam, (material dan spiritual, transenden dan imanent) jasmani dan rohani, kongkrit dan abstrak) sehingga dengan mengunakan metodologi yang benar diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang tepat dan benar tentang Islam.
5.   Mukti Ali mengatakan bahwa salah satu penyebab kemunduran umat Islam karena metodologi dan pendekatan yang digunakan selama ini masih pincang. Ahli ilmu pengetahuan spt orientalis mendekati Islam hanya dengan menggunakan kacamata ilmiah, akibatnya penelitian yang dilakukan belum menyeluruh, mereka tidak mengerti Islam secara utuh, yang mereka ketahuan ttg ISlam hanya eksternalistis (bagian luarnya). Sementara itu para ulama sudah terbiasa memahami ajaran ISlam secara doktrin dan dogmatis, akibatnya penafsiran tersebut sulit diterapkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang modern dan semakin global.
Metodologi Studi Islam
  1. Pengertian Studi Islam (Dirasah Islamiah/Islamic Studies) adalah  usaha sadar, sistematis dan metodologis untuk mempelajari (mengetahui, memahami dan membahas secara mendalam) hal-hal yang berkaitan dengan Islam baik yang berhubungan dengan normativitasnya, historisitasnya maupun aktualisasi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarah kehidupan manusia (Muhaimin)
  2. Pengertian Metodologi Studi Islam adalah suatu ilmu yang memuat/berisi prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam mempelajari Islam, secara tepat cepat, efektif dan efesien dari mulai menemukan fakta sampai melakukan generalisasi baik Islam sebagai sumber ajaran, Islam sebagai pemahaman, sebagai pengalaman (historis).
  3. Siapa yang mempelajari  Islam ?
  4. Usaha mempelajari Islam tidak hanya dilakukan oleh orang Islam tetapi juga para orientalis Barat.  Mempelajari Islam bagi orang Islam dengan Para orientalis memiliki perbedaan  dalam tujuan. Orang Islam mempelajari Islam untuk dijadikan keyakinan dan sebagai pedoman atau petunjuk hidup, sedangkan bagi para orientalis tujuannya ada yang hanya sekedar untuk ilmu pengetahuan, dan ada juga yang memiliki tujuan politik.
Beberapa komentar Orientalis ttg hadis
  • Alois Sprenger, misionaris Jerman: hadis adalah kumpulan cerita bohong tapi menarik.
  • Wiliam Muir, orintalis Inggris, dalam literatur hadis, nama Nabi Muhamamd sengaja dicatut  untuk menutupi kebohongan dan keganjilan, 4000 hadis yang dianggap sahih oleh Imam bukhari separohnya harus ditolak.
  • Goldziher, (orientalis paling mengerti ttg Islam) sebagian besar hadis tidak dapat dijamin keasliannya dan tidak dapat dijadikan sumber informasi sejarah awal Islam, ia hanya merupakan reflektif interaksi dan konplik pelbagai aliran dan kecenderungan dikalangan masyarakat Muslim pada periode kematangan, ketimbang sebagai dokomen sejarah awal perkembangan Islam. Dalam arti hadis merupakan produk bikinan masyarakat Islam  beberapa abad setelah Nabi wapat.
  • David Samuel. Meragukan otentisitas hadis dengan alasan, 1) karena tidak ada bukti yang menunjukan bahwa hadis telah dicatat sejak zaman Nabi, dan kedua lemahnya ingatan para perawinya.
  • Joseph Schacht, tidak ada hadis yang benar-benar berasal dari Nabi, kalau pun ada dan bisa dibuktikan, jumlahnya amat sedikit. Hadis baru muncul pada abad ke 2 H, dan beredar luas pada zaman Syafi’i abad ke-3 H. Hadis dalam Kutubus Sittah tidak dapat dijamin keasliannya.
  • Goethe-seorang filosuf asal Jerman berkata : ”Bagaimana juga saya membaca al-Qur’an itu, pertama ia menggerakan  saya pada setiap waktu dengan kesegaran dan dengan cepat menganjurkan pendirian hati serta keheranan  yang akhirnya ia mendorong saya kepada pengetahuan agama. Al-Qur’an mempunyai susunan kata yang molek dan indah, isi dan tujuannya mengandung sesuatu pedoman. Ia adalah kemuliaan yang maha tinggi. Demikianlah al-Qur’an akan berjalan terus dan bekerja disepanjang masa dengan pengaruh yang amat kuat serta gagah dan teguh.
  • Seorang kritikus non muslim  bernama Siir William Muyer yang menerangkan tentang kerendahan hati dan kesederhanaan rasulullah antara lain katanya : Kesederhanaan adalah merupakan ilustrasi (gambaran) seluruh kehidupan Muhammad. Perasaan dan sopan santun adalah termasuk sifatnya yang sangat menonjol dalam pergaulan terhadap pengikutnya yang paling rendah. Sifat-sifat yang melekat pada dirinya mampu menarik orang yang ada disekelilingnya.
Mengapa Islam penting untuk dipelajari ?
  1. Sebagai tanggung jawab moral dan konsekwensi manusia yang mengakui dan meyakini Islam sebagai agamanya. (attaubah : 122, albaqarah : 208, Ali Imran : 85, Al-an’am : 125, Ali Imran : 102, Yunus : 25, Azzumar : 22) 
  2. Islam dihadapkan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai dampak yang ditimbulkannya.
  3. Islam membawa missi sebagai rahmatan lil’alamin dan diyakini sebagai agama yang memiliki ajaran yang universal dan lengkap. Harun Nasution mengatakan bahwa Islam memiliki multi aspek.
  4. Abudin Nata, kehadiran Islam sebagi agama diyakini menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bathin : ISlam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal mellaui pengembangan ilmu penget. Dan pengembangan iptek, seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dna spiritual, mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, kemitraan, anti feodalistik, cinta kebersihan, mengutamakan persaudaraan, mementingkan ahklak dan sebagainya.
  5. Harun Nasution, Fakta menunjukan bahwa pemahaman umat Islam terhadap ajaran Islam amat variatif, situasi keberagamaan di Indonesia cenderung menampilkan kondisi keberagamaan yang legalistik formal, sehingga terkesan lebih mementingkan bentuk daripada isi, akibatnya agama kurang dipahami sebagai seperangkat aturan moral dan etika yang membebaskan umat dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan, posisi umat Islam masih berada pada posisi marginal dan problematis.
  6. Masdar F, Mas’udi : Sebagian umat Islam di Indonesia masih mengabaikan sistem nilai dan etika dalam kehidupan. Survey Global Corruption Indec International (1999/2000) dan ICW, Indo terkurop di Asia dan no. 3 di dunia. Tahun 2003, hasil survey Transparance Internasional peringkat 6 dari 133 negara.
  7. Terjadinya konflik dan gesekan-gesekan antar umat beragama dan tantangan dari pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan Islam berkembang di muka bumi.
  8. Untuk menjadikan Islam sebagai agama yang fungsional baik yang berkenaan dengan fungsi edukatif, yakni  upaya transper nilai dan norma agama, fungsi salfatif (penyelamatan, kedamaian, ketenangan), fungsi sosial (pengawasan/kontrol sosial), fungsi integratif (integrasi sosial), fungsi pembatasan (limitasi) dan pengkondisian terhadap tindakan atau prilaku individu dan masyarakat.
Tujuan Studi Islam
  • Mempelajari secara mendalam ttg apa hakikat agama Islam (agama firah/tauhid) dan bagaimana posisinya  dan hubungannya dengan agama lain dalam kehidupan budaya manusia.
  • Mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarah kehidupan manusia
  • Mempelajari secara mendalam tentang isi-isi pokok ajaran Islam dan penjabaran serta operasionalisasinya dalam perkembangan budaya dan peradaban umat Islam.
  • Mempelajari secara mendalam prinsif-prinsif dan nilai  dasar serta bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengontrol serta mengarahkan perkembangan budaya dan peradaban manusia terlebih di zaman modern sekarang ini.
  • Dengan tujuan diatas diharapkan juga bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam dalam usaha transpormasi kehidupan sosial budaya serta agama umat Islam  sekarang dan akan datang.

 ADA BEBERAPA PENDEKATAN STUDI ISLAM.
  • Pendekatan atau dalam bahasa Inggris disitilahkan dengan “approach, artinya cara pandangan atau paradigma terhadap sesuatu (Nata, 1997 : 28). Yang dimaksud dengan pendekatan dalam konteks studi Islam adalah cara pandadang atau paradigma dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
  • Beberapa Pendekatan dalam Memahami Agama.
1.         Pendekatan Teologi Normatif
Pendekatan teologi dalam memahami agama adalah diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan empiris dari suatu keagamaan dianggap paling benar. Pendekatan yang menekankan bentuk-bentuk formal simbol-simbol keagamaan, sehingga memandang orang lain keliru, kafir, sesat dan murtad demikian juga sebaliknya. Antara satu aliran dengan aliran lain tidak terbuka dilaog dan saling menghargai. Pendekatan teologi dalam memahami agama cendrung bersikap tertutup dan dengan pendekatan ini agama cendrung hanya merupakan keyakinan  dan pembentukan sikap keras dan napak asosial.
           
Pendekatan teologi dalam memahami agama cenderung  menggunakan cara berfikir deduktif, cara berfikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak adanya  krn ajaran berasal dari Tuhan sudah pasti benar, sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi. Pendekatan normatif yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia.
2.         Pendekatan Sosiologis,
Sosiologis adalah ilmu kemasyarakatan, ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat atau sifat masyarakat. Atau ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakatnya lengkap dengan struktur, lapisan, serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Pentingnya sosiologis  digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami Islam, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami dengan menggunakan bantuan ilmu sosial. Melalui pendekatan sosiologi agama dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan masyarakat.
Mengapa Pendekatan Sosiologis Perlu?
Jalaluddin Rahmat : Islam Alternatif
  • Proporsi terbesar dalam al-quran adalah bicara tentang kemasyarakatan/sosial. 100 : 1
  • Terkait dengan ibadah yg melibatkan org banyak penghargaan lebih besar dari yg dikerjakan sendiri. 27 :1
  • Pelaggaran hak Allah, penyelesaiannya dengan manusia.
  • Bila bersamaan antara hak Allah dengan keinginan bermuamalah, maka hak Allah bisa ditunda dan dikurangi.
  • Seseorang yang bekerja untuk menyantuni seorang janda dan anak yatim, maka seolah-olah dia puasa dan sholat lail secara terus menerus. (Hadis)
  • Alasan lain krn Agama diturunkan sesuai dengan setting sosial masyarakatnya.
3.         Pendekatan  Sosial-Budaya
  • Budaya adalah pikir dan akal budi. Budaya adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budi. Atau hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia baik dalam bentuk keseniaan, adat istiadat. Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada data empirisnya atau agama yang tampil dalam bentuk formal di masyarakat. Agama yang tampil tersebut berkaitan dengan kebudyaan yang berkembang di masyarakat tempat agama tersebut berkembang.
4.         Pendekatan Antropologi
  • Antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya ttg asal usul, aneka warna bentuk  fisik, perkembangannya, jenis (bangsanya) adat istiadat dan kepercayaan masa lampau.
  • Pendekatan antropologi dalam memahami agama adalah  dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahami agama dengan melihat wujud praktik keagamaan  yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.  Melalui pendekatan ini juga akan dapat dilihat hubungan agama dengan berbagai masalah kehidupan manusia.
5.                   Pendekatan Sejarah
  • Historis merupakan suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang peristiwa tersebut. Pendekatan kesejarahan ini sangat penting  dan dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama itu sendiri turun dari situasi yang kongkrit dan berhubungan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.  Seorang yang ingin memahami Alquran secara benar misalnya, ia harus mempelajari turunnya Alquran atau kejadian yang mengiring turunnya Alquran
6.         Pendekatan Filsafat
  • Filsafat dapat diartikan sebagai aktivitas berpikir murni atau kegiatan akal dalam usaha memahami secara mendalam segala sesuatu. Berfikir secara filosofis dapat digunakan dalam emmahami agama terkait dengan hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama sehingga melalaui pendekatan ini seseorang tidak akan terjebak  pada pengamalan ajaran agama yang bersifat formalistik, sementara nilai-nilai spiritual yang terkandung didalamnya tidak mereka rasakan.
7.         Pendekatan Psikologi
  • Dalam Islam banyak dijumpai istilah-istilah yang menggambarkan sikap bathin, mislanya beriman dan bertakwa, orang shaleh, baik dan jujur. Semua  itu adalah gejala-gejala kejiwaan yang terkait dengan agama.Dengan bantuan ilmu jiwa seseorang dapat  mengetahui tingkat keberagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan  seseorang.
  • Pendekatan yang dilakukan dalam membangun psikologi Islam yang pernah dipraktikan oleh para psikolog Muslim terdahulu meliputi 3 aspek :
§   Aspek skriptualistis, yaitu pendekatan pengkajian Islam yang didasarkan atas teks-teks Al-Qur’an dan Hadis secara literal
§   Aspek filosofis, pendekatan pengkajian psikologi Islam yang didasarkan atas prosedur berfikir spekulatif, yang mencakup berfikir yang sistimatis, radikal dan universal yang ditopang oleh kakuatan akal.
    • Pendekatan sufistik tasawuf, pendekatan pengkajian psikologi Islam yang didasarkan pada prosedur intuitif, ilham, cita rasa (Zauq).
METODE MEMAHAMI AGAMA ISLAM
A.        Metode Perbandingan (Komparasi) dari Ali Syari’ati dengan langkah :
    1. Mengenal Allah dan membandingkan dengan persembahan agama lain
    2. Mempelajari kitab Al-qur’an dan membandingkan dengan kitab samawi lainnya/yang dikatakan kitab samawi
    3. Mempelajari kepribadian rasulullah dan membandingkan dengan tokoh-tokoh besar pada agama lain
    4. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan mambanding dengan tokoh agama atau pemikiran agama lain.
B.        Metode Tipologi dari Mukti Ali, yaitu usaha untuk mengklasifikasi topik atau tema-tema tertentu dari ajaran Islam dibandingkan dengan tipe atau tema tertentu yang sama pada agama lain, yakni :
    1. Aspek ketuhanan berikut ciri-cirinya
    2. Aspek kenabian;
    3. Aspek Kitab suci,
    4. Aspek situasi/setting sosial sewaktu kemunculan pembawa agama/Nabi
 Menurut Amin Abdullah, untuk melihat Islam sebagai sebuah ilmu dapat digunakan pendekatan ilmiah dengan cirinya : rasional, empiris dan obyektif. Untuk melihat Islam sebagai agama dapat digunakan metode/pendekatan normatif teologis.
 Mukti Ali, untuk melihat Islam sebagai agama dapat digunakan metode doktriner, sedangkan melihat islam sebagai sebuah disiplin ilmu dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ini selanjutnya disebutnya sebagai metode sintesis.
Menurut Nasruddin Razaq cara untuk memahami Islam dapat dilakukan dengan cara :
    1. Mempelajari sumber asli ajaran Islam (Al_qur’an dan Hadis) tidak dari berbagai buku-buku klasik.
    2. Islam harus dipelajari secara komprehensif dan integral sebagai satu kesatuan.
    3. Islam dipelajari melalui studi kepustakaan.
    4. Islam dipelajari dari ketentuan normatif ajaran Islam selanjutnya dikorelasikan dengan kenyatan historis dan sosiologis yang ada dimasyarakat (Melihat idealitas ajaran Islam dan realitas yang dipahami/dilakukan umatnya.
C         . Metode Filologi yaitu metode penelitian  yang mempelajari dan meneliti naskah-naskah lama untuk mengerti apa yang  ada di dalamnya, sehingga dimengerti latar belakang kebudayan masyarakat  melahirkan naskah-naskah tersebut. Nabilah Lubis menyebutnya dengan tahqiq yakni penelitian yang cermat tentang suatu karya seseorang ttg kebenaran pengarangnya, isi karangan apa sesuai dengan mazhabnya, tingkat kebenaran materinya, kebenaran dan ketelitian dalil yang digunakan serta memberikan penjelasan yang dianggap perlu.
D.        Metode Hermeunetika, yaitu metode menginterpretasi sebuah teks dalam rangka untuk menemukan  hubungan pemikiran yang diteliti dengan gejala sosial yang ada.
E.         Metode Filsafat (berpikir mendalam).
F.         Metode Holistik (menyeluruh-menggunakan multi pendekatan)
G.        Metode Memahami Islam menurut Versi Depag :
                1. Metode diakronis atau sosio historis, metode belajar islam yg menonjolkan aspek sejarah, dengan melihat suatu kenyataan yg mempunyai hubungan dengan waktu, tempat, budaya, lingkungan             dimana kepercayaan dan budaya itu muncul.
2. Metode singkronis analitik, metode memahami Islam  yg         memberikan kemampuan analisis teoritik, yg menekankan telaah kritik dan aplikatif praktis.
3. Metode problem solving, mengajak pemeluknya untuk melatih menghadapi berbagai masalah dari cabang suatu ilmu pengetahuan dengan sulosinya.
                 4. Metode empiris, mempelajari Islam melalui proses realisasi, aktualisasi dan internalisasi norma dan kaidah Islam dalam suatu interaksi sosial.
     5.  Metode deduktif, yaitu menyusun kaidah-kaidah secara logis dan filosofis dan kaidah tersebut diaplikasikan   dalam menentukan masalah    yang dihadapi. Metode ini      berguna bagi istimbath hukum.  
ISLAM DAN STUDI AGAMA
  1. PERLUKAN ISLAM DITELITI DENGAN MENGGUNAKAN INTERDISIPLINER ? : 2 (DUA) KELOMPOK YAKNI YANG PRO DAN KONTRA. KENAPA ?
  2. Alasan yang kontra beralasan karena akan merusak akidah para mahasiswa, dan meninggalkan pendekatan konvensional , agama sudah mapan dan wahyu dari Allah yang mutlak benar, Dieropa juga menolak dengan alasan ilmu dan nilai, ilmu dengan agama (kepercayaan) tidak bisa disingkronkan.
  3. Yang pro beralasan, karena dengan menggunakan berbagai pendekatan, akan sangat membantu dalam memahami ajaran islam, dan dengan melakukan kajian terhadap ISlam, bukan mempertanya/meragukan kebenaran Islam.
  4. Atho Mudzhar dan Mukti Ali tahun 1970-an mengatakan boleh diteliti.
  5. Jika boleh, wilayah-wilayah apa yang memungkinkan untuk diteliti ?
BENTUK  GEJALA AGAMA YANG DAPAT DITELITI
  • NASKAH/SKRIPTURE KEAGAMAAN DAN SIMBOL KEAGAMAAN
  • TOKOH DAN PEMELUK AGAMA (SIKAP, PRILAKU, PENGHAYATAN DAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN) CONT. PERANAN ELIT AGAMA DALAM MEMBANGUN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KOTA P.RAYA.
  • RITUS, LEMBAGA DAN IBADAT KEAGAMAAN (SHOLAT, ZAKAT DAN HAJI) CONTOH : PENGARUH PEMBERIAN ZAKAT DALAM MENGATASI KEMISKINAN UMAT DI ……………………
  • ALAT-ALAT KEAGAMAAN (MASJID, KA’BAH, LONCENG, GEREJA, KUIL, BEDUK, DLL) CONTOH : MASJID DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (STUDI TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI SOSIAL MASJID DI KOTA PALANGKA RAYA)
  • ORGANISASI KEAGAMAAN TEMPAT PARA PENGANUT AGAMA BERKUMPUL SEPERTI MUI, BKPRMI, DMI, NU, MUHAMMADIYAH, HIZBUT TAHRIR, LDII DLL. CONTOH : PERANAN BKPRMI DALAM MENGATASI BUTA HURUF AL-QUR’AN DI KOTA P.RAYA.
  • Konsep metode pendidikan menurut Al-Qur’an (Telaah atas surat alnahl ayat 125)
  • Konsep materi pendidikan menurut alqur’an
  • (telaah atas surat Luqman ayat 10 -15 dst)
  • Gender dalam perspektif Al-Qur’an
  • Tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an
  • Syair Fatawa Kiyamat (Karya…….)
  • Teori kepemimpinan dalam al-Qur’an)
  • Korelasi antara pelaksanaan ritual keagamaan terhadap sikap sosial (Studi pada masyarakat Kereng Pangi)
  • Korelasi pemahaman keagamaan terhadap etos kerja (Studi pada masyarakat Dayak Muslim Bakumpai desa Tumbang Samba)
  • Konsep kurikulum pendidikan menurut imam Al-Ghazali
  • Pendidikan Akhlak menurut Athiyah Al-Abrasyi.
  • Korelasi antara pemberian zakat terhadap pengentasan kemiskinan (Studi terhadap para muzakiki dan mustahik zakat di kelurahan puntun Palangka Raya)
  • Problemtika Pengelolaan Zakat di Keluarhan Puntun Palangka Raya.
  • Nilai-Nilai Pendidikan Pada upacara Bahantar Jujuran (Studi Pada masyarakat Banjarmasin di Kota Palangka Raya)
  • Nilai-nilai pendidikan pada upacara tasmiyah dan akikah (Studi Pada masyarakat…..)
  • Motivasi Ziarah Ke Makam Wali (Studi Pada Masyarakat …….)
  • Korelasi antara mengikuti pengajian pada majlis taklim terhadap peningkatan amaliyah keagamaan.
  • Optimalisasi Fungsi Pendidikan Masjid di Desa Basarang)
Wilayah Penelitian Agama
  • Islam sebagai gejala budaya (fisik maupun non fisik)
  • Islam sebagai gejala sosial (hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat atau pengaruh agama terhadap tingkah laku masyarakat/pengaruh masyarakat terhadap pemikiran keagamaan)
  • Islam sebagai wahyu (Persoalan terkait dengan Al-Qur’an/terkait dengan ulumul Qur’an dan Hadis)
  • Islam produk sejarah (Terkait dengan Teologi Islam, Khilafah Ar-Rasyidin, sejarah pertumbuhan dan perkembangan agama dan umat Islam)
PETA STUDI ISLAM
  • PADA ZAMAN AWAL, STUDI ISLAM DILAKUKAN DI MASJID (RASULULLAH MENGAJARKAN AGAMA DI MULAI DARI MASJID DEMIKIAN JUGA MENGEMBANGKAN MASYARAKAT ISLAM)
  • MUHAMMAD YUNUS, MENGKLASIFIKASI PUSAT STUDI ISLAM DALAM 3 PERIODE :
            1. ZAMAN KLASIK : MEKAH-MADINAH, (HIJAZ)      KUFFAH, BASHRAH,(BAGDAD)            DAMASKUS-(SYIRIA)-PALESTINA (SYAM) DAN  MESIR). Di MAKAH DI MOTORI OLEH MU’ADZ BIN JABAL,  Di MADINAH OLEH  ABU BAKAR, UMAR DAN USMAN, DI KUFFAH  OLEH ALI BIN ABI THALIB DAN ABDULLAH BIN   MAS’UD,  DI BASHRAH    OLEH ABU MUSA AL ASY’ARI DAN ANAS BIN MALIK dAN   DI DAMASKUS OLEH ABU DARDA    DAN UBADAH,       DI MESIR OLEH  ABDULLAH BIN AMR BIN ASH
2. ZAMAN PERTENGAHAN (BAGDAD DGN BAIT ALHIKMAH OLEH ALMAKMUN PUTRA HARUN AR-RASYID,(BANI ABBASYIAH 813-833 M), MADRASAH NIDZAMIYAH OLEH NIZAM AL MULK, DI MESIR  DENGAN UNIV. AL -AZHAR  OLEH FATIMIYAH (SYIAH)/ UBAIDILLAH JAUHAR AL KATIB AL SIKILI, SYIAH. ABDUL AZIS MENDIRIKAN DARUL HIKMAH (PUSAT KAJIAN) 1005 M  DAN  SPANYOL DENGAN UNIV. CORDOVA OLEH ABDUL RAHMAN III (BANI UMAYYAH - 929-961 M) SEKITAR ABAD KE 9 DAN KE 10 DAN DISINILAH BANYAK LAHIR PARA FILOSOF MUSLIM.
PETA STUDI ISLAM DI DUNIA TIMUR
3.   ZAMAN MODERN (ZAMAN   SEKARANG BAIK  DIDUNIA TIMUR MAUPUN DUNIA BARAT)
  • DI TEHERAN (IRAN) ADA UNIVERSITAS THEHERAN DENGAN FAKULTAS KULIYYAH ILAHIYYAH (FAKULTAS AGAMA), ADA PERPUSTAKAAN KHUSUS YG MENYIMPAN NASKAH-NASKAH KONO/KLASIK DALAM BAHASA PERSIA
  •  UNIVERSITAS IMAM SHADIQ, BELAJAR TTG ISLAM DAN ILMU UMUM
  • DI ARAB SAUDI ADA UNIVERSITAS UMMUL QORA’
  • DI SYIRIA (UNIVERSITAS DAMASKUS) ADA FAKULTAS SYARI’AH YG DIDALAMNYA ADA FAKULTAS USHULUDDIN, TASAWUF, TAFSIR DAN SEJENISNYA, DISAMPING MEMILIKI FAKULTAS UMUM
  • DI MESIR ADA UNIVERSITAS AL-AZHAR (DIBAWAH TAHUN 1961 MASIH MENGEMBANGKAN ILMU AGAMA TP SETELAH 1961 SUDAH MEMBUKA FAKULTAS UMUM
  • DI MALAYSIA ADA UNIVERSITAS ISLAM INTERNASIONAL MALAYSIA DENGAN PROGRAM STUDI ISLAM FAKULTAS KEWAHYUAN DAN ILMU KEMANUSIAAN
  • DI INDIA ADA UNIVERSITAS ALIGARCH UNIVERSITY YANG MEMBAGI STUDI ISLAM MENJADI 2 : A) MENGENAI ISLAM SEBAGAI DOKTRIN (FAKULTAS USHULUDDIN, MAZHAB SYIAH DAN SUNNI) DAN B) ISLAM SEBAGAI SEJARAH PADA FAKULTAS HUMANIORA .
Pusat Studi Islam di Barat
  • Universitas Chicago studi Islam menekankan pada : pemikiran Islam, bahasa Arab, naskah klasik dan bahasa Islam non Arab (Turki, Urdo, Persia dll)
  • Di Amerika studi Islam umumnya menekankan pada Sejarah Islam, Bahasa Islam selain Arab, Sastra dan Ilmu Sosial.
  • Di Ucla studi Islam : 4, yakni 1) Doktrin dan sejarah Islam dan sejarah pemikiran Islam ; 2) Bahasa Arab, teks-teks klasik mengenai sejarah dan hukum; 3) Bahasa non Arab muslim; 4) Ilmu-ilmu sosial Islam
  • Di London studi Islam di gabung dalam fakultas Studi Ketimuran dan Afrika salah satu prodinya adalah masyarakat dan budaya Islam
  • Di Kanada, menitik beratkan pada : 1) kajian budaya dan peradaban Islam dari zaman Nabi hingga kontemporer; 2) Ajaran Islam dan masyarakat Islam di seluruh dunia; 3) mempelajari bahasa Muslim.
  • Di Belanda belakangan lebih menekankan kajian Islam di Indonesia dan daerah-daerah tertentu.
Pusat Studi Islam di Barat
  • Di Jerman terutama setelah perang dunia II studi Islam dilakukan : a) Institut Perguruan Tinggi; b) Studi ketimuran secara umum, c) koleksi perpustakaan dan d) Institusi dan organisasi diluar perguruan Tinggi. Berdasarkan laporan Dewan Ilmu Pengetahuan Jerman bulan November 1960 merekomendasikan berdirinya 32 lembaga baru bagi studi ISlam meskipun tahun 1972 dari 21 lembaga kajian ketimuran yang didirikan hanya 3 yang terkait dengan lembaga studi ISlam. Program terkait dengan studi ISlam berada pada fakultas filsafat meliputi budaya dan sejaran orang Islam. Program studi ISlam meliputi program dasar selama 4 semester ( 2 tahun) dan program utama juga selam 4 semester (2 tahun) untuk program magister (MA) dan program doktoral selama 2 tahun.
  • Di Perancis,
  • Di Inggris,
  • Di Rusia,
  • Di Indonesia dilaksanakan di UIN, IAIN, STAIN dan Perguruan Tinggi Islam Swasta.
PENELITIAN AGAMA DAN MODEL-MODELNYA
  • Penelitian (research) adalah upaya sistematis dan obyektif utk mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsif-prinsif umum atau upaya pengumpulan informasi yg bertujuan menambah pengetahuan. Pengt. mns tumbuh dan berkembang berdasarkan kajian–kajian sehingga melahirkan penemuan-penemuan, shg ia siap merevisi pengetahuan masa lalu melalui penemuan baru.
  • PENELITIAN ADALAH UPAYA MENEMUKAN JAWABAN  ATAS SEJUMLAH MASALAH BERDASARKAN DATA-DATA YG TERKUMPUL. PENELITIAN MENUNTUT KEPADA PELAKU-PELAKUNYA AGAR PROSES PENELITIAN YG DILAKUKAN  ITU BERSIFAT ILMIAH YAKNI SISTEMATIS, TERKONTROL, BERSIFAT EMPIRIS (BUKAN SPIKULATIF) DAN HARUS KRITIS DALAM PENGANALISAAN DATA-DATANYA SEHUBUNGAN DGN DALIL-DALIL HIPOTESIS YG MENJADI PENDORONG MENGAPA PENELITIAN DILAKUKAN (Nata, MSI, 1998, 119)
  • TUJUAN PENELITIAN ADALAH UNTUK MENEMUKAN JAWABAN  TERHADAP SUATU PERSOALAN / MASALAH MELALUI PENERAPAN PROSEDUR ILMIAH.
  • Penelitian dipandang sebagai kegiatan ilmiah ? Krn menggunakan metode keilmuan, yakni gab. Antara pendekatan rasional (logis/akal) dan empiris. Met. Pendekatan empiris merupakan kerangka pengujian dalam memastikan kebenaran.
  • Metode ilmiah adalah  usaha untuk mencari jawaban ttg fakta-fakta.
Kriteria metode ilmiah menurut Moh. Nazir :
  1. Berdasarkan fakta.
  2. Bebas dari prasangka.(Bukan menduga)
  3. Menggunakan prinsif-prinsif analisis.
  4. Menggunakan hipotesis.
  5. Menggunakan ukuran obyektif.
  6. Menggunakan teknik kuantitatif.
Langkah yg ditempuh dalam metode ilmiah :
  1. Memilih dan mendefinisikan masalah,
  2. Survey terhadap data yg tersedia
  3. Memformulasikan hipotesis
  4. Membangun kerangka analisis serta alat-alat dalam menguji hipotesis
  5. Mengumpulkan data primer
  6. Mengolah, menganalisis dan membuat interpretasi
  7. Membuat generalisasi atau kesimpulan
  8. Membuat laporan
Pengabsahan data:
  • Pengabsahan data : ialah upaya yang dilakukan untuk mencek data guna mejamin bahwa data yang kita kumpulkan memang benar-benar terjadi menurut Moeleong dilakukan dengan teknik triangulasi : Sumber, Metode, Penyelidikan dan Teori:
  • Triangulasi dengan sumber dapat dilakukan dengan cara :
  1. Membanding data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
  2. Memabnding apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
  3. Membanding apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
  4. Membanding perspektif seseorang dengan berbagai pendapat orang.
  5. Membanding hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi
  • Triangulasi dengan metode, dilakukan dengan jalan :
1. Mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil enelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data.
2. Mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
q  Triangulasi dengan Penyidik yakni dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.
  • Triangulasi dengan teori, yaitu membandingkan dengan teori-teori, penjelasan  dari para ahli/pakar dibidangnya sebagai penjelas pembanding.
  • Analisis Data (Kualitatif) versi Miles dan Hubberman :
  1. Collection Data
  2. Reduction Data
  3. Display Data atau penyajian
  4. Conclusion atau penarikan kesimpulan.
  • Analisis data kuantitatif :
  1. Editing, memeriksa kembali data yang diperoleh untuk meyakinkan apakah data sudah terkumpul secara lengkap.
  2. Coding, melakukan pengelompokan data berdasarkan jenis data dan memberikan kode tertentu.
  3. Tabulating, menyusun tabel-tabel untuk tiap-tiap data dan menghitungnya dalam frekwensi sehingga tersusun data secara nyata.
  4. Analizing, membuat analisa sebagi dasar penarikan kesimpulan yang dibuat dalam bentuk uraian dan penafsiran.
Agama sebagai objek penelitian
  • Agama sebagai obyek kajian tlh lama menjadi perdebatan karena agama sesuatu yg transendent. Agamawan  cenderung berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran mutlak sehingga tidak perlu diteliti
  • Pada dasarnya agama menjadi dua kelompok ajaran. Pertama ajaran yg diwahyukan Tuhan melalui Rasul-Nya yg terdapat dalam kitab suci. Ajaran dlm kitab suci tersebut memerlukan penjelasan ttg arti dan pelaksanaannya. Penjelasan oleh pemuka agama/pakar agama membentuk ajaran agama kedua (Harun nasution dalam Pardi Suparlan)
  • Ajaran dasar agama krn merupakan wahyu dari Tuhan bersifat absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah, sedangkan penjelasan ahli agama terhadap ajaran dasar agama krn merupakan penjelasan dan hasil pemikiran, tidak absolut, tdk mutlak dan tdk kekal. Bentuk ajaran agama kedua ini bersifat relatif, nisbi, berubah dan dapat diubah sesuai dgn perkembangan zaman.
  • Para ilmuan beranggapan bahwa agama merupakan objek kajian atau penelitian.
Perbedaan Agama dan Keagamaan
Penelitian Agama (research on relegion) dan Keagamaan (relegius research).
  • Penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti wahyu, melainkan meneliti manusia yg menghayati, meyakini dan memperoleh pengaruh agama dalam arti penelitian agama bukan meneliti kebenaran teologi atau filosofi tetapi bagaimana agama itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial berdasarkan fakta atau realitas sosio-kultural.
  • M. Atho Mudzhar mengutif pendapat Middleton (guru besar antropologi di New York University mengemukakan bahwa penelitian agama (research on relegion) berbeda dengan penelitian keagamaan (relegius research). Penelitian agama lebih mengutamakan pada materi agama, sehingga sasarannya terletak pada 3 elemen pokok, yakni ritus, mitos dan magik. Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada agama sebagai sistem atau sistem keagamaan (relegius system)
  • Menurut Middleton penelitian agama Islam adalah penelitian yg obyeknya adalah substansi agama Islam : kalam, fiqh, akhlak dan tasawuf. Sedangkan Penelitian keagamaan Islam adalah penelitian yg obyeknya adalah agama sebagai produk interaksi sosial.
Typologi Keagamaan (Komarudin Hidayat)
  • Ekslusivisme, yakni pandangan bahwa ajarannya yang paling benar hanyalah agama yang dipeluknya. Agama lain sesat dan wajib dikikis, atau pemeluknya dikonversi karena, baik agama maupun pemeluknya, dinilai terkutuk dalam pandangan Tuhan.
  • Inklusivisme, yakni pandangan bahwa agama yang diluar yang dipeluknya juga terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh dan sesempurna agama yang dianutnya, (3) Pluralisme, yakni secara teologis pluralitas agama dipandang sebagai suatu realitas, masing-masing berdiri sejajar sehingga semangat missionaris atau dakwah diangap tidak relevan;
  • (4)Eklektivisme, yakni sikap keberagaamaan yang berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk dirinya sehingga format akhir dari sebuah agama menjadi semacam mozaik yang bersifat eklektika, (5) Universalisme, yakni pandangan bahwa pada dasarnya semua agama satu dan sama. Hanya karena faktor historis-antropologis agama kemudian tampil dalam format plural.
  • Penelitian agama yg sasarannya adalah doktrin, pintu bagi pengembangannya metodologi penelitian tersendiri sudah terbuka bahkan sudah dirintis seperti adanya ilmu ushul fiqh dan filsafat hukum islam sbg metode istimbath hukum dan ilmu musthalah hadis utuk menilai akurasi hadis.
  • Untuk penelitian keagamaan yg sasarannya agama sebagai gejala sosial cukup meminjam metodologi penelitian sosial yg telah ada.
  • Middleton, Penelitian agama Islam adalah penelitian yang obyeknya substansi agama ISlam : Kalam, fikh, akhlak dan tasawuf. Sedangkan penelitian keagamaan Islam adalah obykenya agama sebagai produk interaksi sosial. (Keduannya menjadi obyek kajian agama)
  • Menurut Juhaya S. Praja ada penelitian agama dan penelitian hidup keagamaan
  • Menurut Juhaya S. Praja (guru besar fil. Hukum Islam IAIN Sunan Gunung Jati Bandung) penelitian agama adalah penelitian ttg asal usul agama, pemikiran dan pemahaman penganut ajaran agama thp ajaran yg terkandung didalamnya. Dengan demikian  terdapat 2 bidang penelitian agama :
    • Penelitian ttg sumber ajaran agama yg telah melahirkan disiplin ilmu tafsir dan ilmu hadis
    • Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yg dikandung dalam sumber ajaran agama itu, yakni ushul fiqh yg merupakan metodologi ilmu agama. Penelitian dalam bidang ini melahirkan filsafat Islam, ilmu kalam, tasawuf dan fiqh.
  • Penelitian ttg hidup keagamaan adalah penelitian ttg praktik ajaran agama yg dilakukan oleh manusia baik secara individual maupun kelompok yg meliputi :
    • Prilaku individu dlm hubungannya dgn masyarakat yg didasarkan atas agama yg dianutnya
    • Prilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik prilaku politik, budaya maupun alinnya yg mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama.
    • Ajaran agama yg membentuk pranata sosial, corak prilaku, dan budaya masyarakat beragama.
  • Menurut Ahmad Syafi’i Mufid terkait dgn penelitian agama yg berkenaan dgn pemikiran atau gagasan, maka metode yg tepat adalah seperti filsafat, Visiologi. Bila berkaitan dengan sikap/prilaku maka yg tepat digunakan adalah ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi dan psikologi. Bila terkait dengan benda keagamaan, maka metode arkeologi atau metode ilmu naturan yang relevan tepat digunakan.
  • Yang masuk pada wilayah budaya atau filsafat : Pemikiran ahli filsafat, ahli kalam, ahli hukum (fiqh) dan para sufi.
  • Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk produk interaksi sosial dan sejarah: bentuk, sikap dan tindakan manusia seperti : Hubungan kiyai-santri di pesantren, hub. Ulama dan umara dalam olitik, interaksi kiayi dan masyarakat, guru dan jamaah pengajian.
  • Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk benda-benda suci atau keramat seperti bangunan majid bernilai historis tinggi, bangunan candi, bangunan ka’bah dll. Ini merupakan wilayah kajian antropologi dan arkeologi.
Telaah Konstruksi Teori Penelitian Agama
  • Konstruksi adalah cara membuat/menyusun bangunan (jembatan dan sebagainya) atau susunan atau hubungan kata di kalimat  atau dikelompok kata (KBBI)
  • Teori adalah pendapat yg dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti asas-asas dan hukum-hukum umum yg menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Teori juga berarti pendapat, cara-cara atau aturan untuk melakukan sesuatu (KBBI)
  • Dalam konteks ilmu penelitian teori adalah merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat. Misalnya meneliti ttg gejala bunuh diri kita sudah mengetahui ttg teori integrasi atau kohesi sosial dari emile Durkheim (seorang sosiologi Perancis) yg mengatakan bahwa ada hubungan positif antara lemahnya dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri.
   
  • Konstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat asas-asas, hukum-hukum mengenai sesuatu yg antara satu dengan lainnya saling berkaitan sehingga membentuk suatu bangunan (Teori itu sendiri)
  • Telaah konstruksi penelitian agama adalah suatu upaya untuk mempelajari dan menguraikan kaidah-kaidah dan dimensi ilmiah ttg ajaran agama Islam secara ilmiah.
KASUS BUNUH DIRI
  • MENGAPA ORG MELAKUKAN BUNUH DIRI ?
  • BEBERAPA ALASAN ORG MELAKUKAN BUNUH DIRI :
    1. DITINGGAL SUAMI
    2. KARENA FAKTOR EKONOMI
    3. BROKEN HOME
    4. MERASA TERASING/KEKECEWAAAN DENGAN LINGKUNGAN
    5. DLL
            TEORI YG DIBANGUN (KONSTRUKSI TEORITISNYA ADALAH BAHWA ADA HUBUNGAN POSITIF ANTARA KASUS BUNUH DIRI DENGAN INTEGRASI/KOHESI SOSIAL (TEORI SIFATNYA RELATIF DAN SELALU BERKEMBANG SEHINGGA ADA TESA, ANTI TESA, DAN SINTESA)
ISI-ISI UMUM SEBUAH PROPOSAL (RANCANGAN) PENELITIAN
  1. Harus ada latar belakang
  2. Identifikasi masalah
  3. Rumusan Masalah
  4. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
  5. Penelitian terdahulu
  6. Landasan Teori/Kajian Pustaka
  7. Hipotesis (jika penelitian kuantitatif)
  8. Konsep dan pengukuran (jika bentuknya kuantitatif)
  9. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian (jika Kualitatif) Jika perlu
  10. Metodologi
-          Waktu dan Tempat
-          Pendekatan yang digunakan
-          Subyek dan Obyek penelitian
-          Metode pengumpulan data
-          Teknik Analisis data
Bahan Rujukan.
Terkait dengan Proposal bg Mahasiswa STAIN dapat dicermati lebih lanjut dalam pedoman penelitian
Metode Hermeneutika dan Fenomenologis
  • Hermeunetik pada mulanya meruju kepada nama Yunani Kuno, Hermes, yang tugasnya menyampaikan berita dari Sang Maha Dewa yang dialamatkan kepada manusia. Menurut Hossein Nasr yang dikutif oleh Komarudin Hidayat , Hermes tak lain adalah Nabi Idris  AS yang disebutkan dalam Al-qur'an (Hidayat; 1996 ; 125). Sementara menurut legenda yang beredar di kalangan pesantren pekerjaan Nabi Idris adalah sebagai tukang tenun. Jika propesi sebagai tukang tenun di kaitkan dengan mitos Yunani tentang peran Dewa Hermes, ternyata terdapat korelasi positif.. Kata kerja "memintal" padanannya dalam bahasa Latin adalah tegere, , sedang produknya disebut textus atau text, yang merupakan isu sentral  dalam kajian hermeunetika. Jadi kata hermeunetik yang diambil dari  peran hermes sebuah ilmu atau seni menginterpretasikan sebuah teks. Metode hermeunetik dimaksudkan untuk menemukan hubungan pemikiran yang diteliti dengan gejala-gejala sosial  yang ada. Sedangkan jika yang dicari hubungan-hubungan pemikiran tersebut dengan kondisi-kondisi sosial yang ada sebelum dan sesudah pemikiran tersebut muncul, maka yang dipergunakan adalah metode fenomenologi. (Shodikin, 2002 : 34).
  • Dalam metode hermeunetik, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu, dunia pengarang, dunia teks dan dunia pembaca. Menurut Noerhadi ada langkah yang diikuti dalam melakukan penelitian hermeunetik. Langkah-langkah tersebut antara lain :
  • a.   Telaah hakikat teks.
            Dunia teks diperlakukan sebagai suatu yang mandiri dilepaskan dalam pengarangnya , waktu penciptaannya, dan konteks budayanya. Oleh karena itu wujud teks adalah tulisan dan yang ditulis adalah bahasa, maka yang menjadi pusat perhatiannya adalah hakikat bahasa. Tujuannya adalah mengerti apa yang dsampaikan 'dengan cara menginterpretasi teks atau bahasa".
  • b.   Proses apresiasi.
            Pembaca yang melakukan penelitian melakukan proses apresiasi terhadap dunia teks dengan kemampuan "menyelami" dunia pengarang masa lalu kemudian diaktualisasikan kedalam dunia pembaca masa sekarang;
  • c.    Proses interpretasi
            Peneliti menerka dan menginterpretasikan arti yang tampak dalam teks, dan mencoba mengerti apa yang tidak tampak  dibelakang teks seperti geografis, budaya dan bahkan spiritual pengarangnya. (Anwar, 1999 : 10)

********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar