Rabu, 28 September 2011

Buku


Judul              : Hypnosis Learning
Pengarang      : MD. Isma Almiatin Ps.Ps.
Penerbit          : Pustaka Widyatama
Cet, tahun      : Cetakan pertama, 2010
BAB I Psikologi Anak Dan Pola Pembelajarannya

Psikologi anak menurut arti bebas adalah sebuah kajian keilmuan yang mempelajari masalah tumbuh kembang anak beserta perilaku-perilaku yang dihasilkan dari akibat tumbuh kembang anak tersebut, dari usia 0 tahun sampai anak berusia 12 tahun. Kajian psikologi akan dikaitkan dengan perilaku hidup, mental kecerdasan seseorang. Bila kita bicara masalah anak maka penulis disini lebih suka mengartikan psikologi anak berdasarkan per huruf yang melekat pada kata Anak Kecil: Anak, Nekat, Aman, Kreatif, Kompetitif, Emosional, Cerdas, Imitatif, Labil.
Jadi, lebih pada arah sifatnya atau perilakunya. Pada bab ini, tentang psikologi anak dan pola pembelajarannya, penulis buku tidak membahas bagaimana perkembangan anak tetapi topik pembahasannya adalah:
A.      Perilaku-perilaku anak
1.      Aktif, artinya anak tersebut selalu bergerak melakukan aktifitas yang produktif atau mencoba mengenali lingkungannya dengan melihat, mendengar, merasakan, dan melakukannya. Aktif merupakan sifat yang dimiliki oleh anak yang cerdas.
2.      Nekat, artinya sebuah keadaaan yang dilakukan oleh anak dimana anak dalam keadaan terdesak, tidak nyaman, kebutuhanya tidak terpenuhi dan tidak dapat menyelesaikan problem dirinya maka ia akan bertindak melawan.
3.      Aman, artinya titik lemah yang dimiliki oleh anak dimana ia sadar bahwa ia anak kecil lemah, yang perlu perlindungan dari orang yang lebih kuat.
4.      Kreatif, artinya banyak akal, maksudnya anak tersebut ada saja yang dikerjakan di dalam mengisi permasalahn keseharianya. Orang kreatif ketika melihat sesuatu yang menurutnya kurang pas maka ia akan mengotak-atiknya menjadi sesuatu yang menurut orang lain terlalu aneh bahkan memberi lebel anak perusak atau nakal.
5.      Kompetitif, artinya sifat anak untuk bersaing, tidak mau mengalah dan selalu minta nomer satu.
6.      Emosional, artinya sifat yang belum dapat mengendalikan diri, mudah tersinnggung, dan putus asa.
7.      Cerdas,  artinya anak tersebut mudah diajari, penurut, pembelajar.
8.      Imitatif, artinya anak suka meniru apa yang dia lihat, dan dia dengar dari lingkungannya, daya khayal atau imajinatif anak sangat bagus sehingga anak sering berbicara sendiri, atau dengan benda disekitarnya.
9.      Labil, artinya anak belum memiliki pendirian yang teguh, masih suka ikut-ikutan dan mudah terjebak pada satu hal yang menurutnya asyik dn fantastik.
B.  Cara belajar anak dari perilaku yang dihasilkan
1.      Pembentukan tipe anak dalam belajar
a)      Bila anak lebih banyak menggunakan potensi matanya maka modalitas belajarnya adalah visual.
b)      Bila anak lebih banyak menggunakan potensi telinganya maka modalitas belajarnya adalah auditorial.
c)      Bila anak lebih banyak mengunakan potensi gerak atau fisiknya, menyentuh, dan mencoba maka modalitas belajaranya adalah kinestetik.
d)     Bila anak lebih banyak menggunakan mata dan telinga maka modalitas belajarnya adalah visual auditorial.
e)      Bila anak banyak menggunakan mata, telianga, dan fisik maka modalitas belajarnya adalah visual auditori kinestetik.
2.      Menentukan gaya belajar anak modalitas belajar
Modalitas belajar adalah cara belajar seseorang, atau cara dan gaya seseorang dalam menyerap suatu informasi atau ilmu. Setiap anak memiliki gaya belajar yang khas dan berbeda antara satu dengan yang lain.
C.  Tipelogi anak
Cara menilai tipe perilaku anak yaitu amati perilaku anak, lihat penampilannya, berikan pertanyaan dan perhatikan jawabannya, berikan tugas, perhatikan  tanggapan dan cara penyelesaiannya, dan lain-lain.
BAB II Hypnosis
            Hypnosis berasal  dari bahasa Inggris yang artinya tidur karena kekuatan ilmu sihir. Maksud dari ilmu sihir disini yaitu, kata-kata bersifat afirmasi, sugesti, dan visual yang ditata sedemikian rupa sehingga yang mendengarnya merasa nyaman, enak, dan terlenakan oleh keindahan kata-kata tersebut. Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud dalam hypnosis bukanya tidur yang tidak sadar lingkungan, seperti halnya tidur beneran, namun orang yang terhypnotis disini orang tersebut masih dalam keadaan sadar dan masih bisa berkomunikasi dengan lingkungan.
            Hypnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya seuatu sugesti atau ide atau pemikiran sehingga menyebabkan perubahan perilaku dan tatanan mental emosional. Selama perang Dunia I dan perang Dunia II, hypnosis digunakan untuk memberikan perlakuan pada para prajurit yang mengalami trauma. Pada tahun 1955, British Medical Assosiation menyatakan bahwa hypnosis layak digunakan untuk mengobati histeria dan digunakan sebagai anestesi. Pada tahun 1958, American Medical Assosiation membuat pernyataan yang sama sekaligus mengkritik keras hypnosis yang ditujukan sebagai hiburan atau pertunjukkan. Tahun 1960, American psychology Assosiation membentuk dewan penulai kelayakan seorang hypnotis. Dari sejarah hypnosis tersebut, dapat disimpulkan bahwa hypnosis memiliki kekuatan tersendiri yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mempengaruhi orang lain demi keuntungan positif dan negatif. Berkaitan dengan pembelajaran, hypnotherapy dapat diaplikasikan untuk meningkatkan daya ingat, kreatifitas, fokos, merobohkan tembok batasan mental dan lain-lain. Hal ini tentunya sangat pemting dalam proses pembelajaran guna mencapai prestasi optimal.
            Pembelajaran dengan hypnosis mengutamakan fokos kesatu hal. Karena fokusnya kesatu lah pembelajaran lebih mudah terjadi jika dibandingkan dengan pembelajaran saat siswa fokos kebeberapa hal. Untuk sampai ke keadaan fokos kesatu hal ini, beragam metode dapat dilakukan. Cara-cara untuk masuk kedalam keadaan fokos ini dinamakan induksi. Tujuan dari induksi ini adalah agar anak atau siswa lebih relaks, sehingga mereka lebih fokus dan bank ingatan menjadi terbuka. Bila kita mau mencermati dalam kehidupan kita sehari-hari,sebenarnya kita selalu menggunakan hypnosis dalam berbagai kebuthan dan keperluan. Contoh: seorang ibu yang sedang menidurkan anaknya, seorang ustadz berkata kepada santrinya dan santrinya mengikutinya tanpa adanya bantahan, seorang pemuda yang terpana melihat gadis cantik.
            Sebelum kita  memperdalam pembahasan mengenai hypnosis learning, kita akan mempelajari terlebih dahulu struktur dan pola pikir manusia. Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Pikiran lebih mudahnya dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan informasi yang terdiri dari program rekaman. Pikiran dibagi menjadi 2, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara data-data yang masuk. Pikiran bawah sadar berfungsi menyimpan data-data atau informasi yang sudah jarang dipakai lagi. Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar bekerja saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
            Pikiran sadar adalah, pikiran yang kita pahami dalam pengertian sehari-hari yaitu perangkat kita pergunakan untuk berpikir logis dan rasional. Pikiran sadar fungsi dan kinerjanya sama dengan otak kiri. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah kumpulan dari pengalaman, pengertian, pemahaman.
Teknik informasi masuk kepikiran sadar dan bawah sadar:
1.        Pengulangan atau repetisi.
2.        Identifikasi kelompon atau keluarga.
3.        Ide yang disampaikan oleh figur yang dipandang memiliki otoritas.
4.        Emosi yang intens.
5.        Kondisi alfa atau tidak sadarkan diri atau lupa.
Dalam bukunya Adi.W. Gunawan yang berjudul hypn therapy dijelaskan secara rinci mengenai alur atau terjadinya proses ditribusi informasi dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar, sebagai berikut:
1.        Pikiran dibagi menjadi 2 yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar yang terdiri dari Conscius Area dan Critical Area.
2.        Conscius Area berfungsi sebagai penyimpan dan pengingat informasi dari setiap kejadian dan perasaan kita dalam kurun waktu ½ jam terakhir.
3.        Critical Area berfungsi:
a.       Menyimpan informasi yang masuk dalam jangka waktu 24 jam terakhir.
b.      Filterisasi terhadap informasi yang masuk yang bersifat merugikan dan berbahaya.
c.       Anti sugestif untuk melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh luar. Critical Area terdapat di pikiran sadar dan pikiran bawah sadar memiliki fungsi yang hampir sama. Pikiran bawah sadar terdiri dari Modern Memori  Area dan Primitif Area.
d.      Modern Memori Area berfungsi menyimpan semua informasi, mulai dari saat terjadinya pembuahan, awal mula kehamilan hingga masa sekarang.
e.       Primitif Area berfungsi menyimpan berbagi informasi yang bersifat pasif, termasuk informasi yang bersifat genetik, hasil pengembangan dari proses pembelajaran dan penkondisian.
Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut alur arus informasi masuk kedalam pikiran. Informasi pertaman kali masuk di dalam Conscius Area. Kemudian informasi mengalir ke Critical Area, di Critical Area informasi akan diproses secara akurat, tepat dengan filterisasi yang ketat setelah lolos dari sini dilanjutkan untuk diproses di Modern Area dan terakhir di bagian Primitif Area.
Alasan pemilihan hypnosis sebagai metode pengajaran, karena mengajar adalah proses mengisi pikiran dengan berbagai informasi atau keilmuan. Hypnosis merupakan suatu teknik masuk kedalam suatu pikiran yang menyebabkan perubahan perilaku, dan tatanan mental emosional. Inilah alasan mendasar penulis menggunakan hypnosis sebagai suatu metode pengajaran di dalam menyampaikan pelajaran kepada anak didik. Hypnosis menawarkan cara yang sangat cepat untuk menonaktifkan filter mental dan masuk kepikiran bawah sadar. Saat pikiran sadar menjadi pasif atau nonaktif, seetiap informasi atau pelajaran yang diberikan kepada anak akan mudah diterima oleh pikiran bawah sadar. Informasi atau pelajaran merupakan suatu program baru, untuk bisa sampai kepikiran bawah sadar harus melewati pikiran sadar terlebih dahulu. Di sinilah, hypnosis mampu memodifikasi informasi dan program secara cepat tanpa gangguan dari pikiran sadar dengan berbagai teknik yang telah dijelaskan.
BAB III Pengajaran Hypnosis Learning
Hypnosis Learning adalah sebuah pembelajaran yang dirancang dengan menciptakan situasi yang nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan yang terkendali, untuk dapat masuk kepikiran bawah sadar. Program tersebut untuk mengatasi berbagai problem belajar yang dialami oleh anak didik program hypnosis learning mengarah pada cara kerja pikiran manusia, oleh sebab itu hypnosis learning menggunakan teknik afirmasi, sugerti, dan visualisasi.
Hypnosis learning adalah solusi bagi para pendidik yang menginginkan perubahan kearah yang lebih baik. Didalam pelaksanaan pembelajaran hypnosis learning faktor terpenting adalah guru, orang tua, dan lingkungan yang bisa bekerja sama. Hal-hal yang menarik dalam hypnosis learning yaitu dapat meningkatkan motovasi, mengetahui masalah yang dimiliki anak, meningkatkan prestasi, meningkatkan daya hafal, dan lain-lain. Tahap-tahap pengajaran hypnosis learning:  
A.  Mendiagnosa
Mendiagnosa adalah proses mengenal anak secara detail, apa dan bagaimana mengenai anak tersebut. Tahap mendiagnosa ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mendapatkan data informasi, sebagai pedoman penanganan dan pembuatan program hypnosis bagi keperluan anak. Di dalam mendiagnosa anak gunakan metode ANAK KECIL, Cara mendiagnosa yaitu: Amati perilaku anak, lihat penampilannya, berikan pertanyaan, dan perhatikan jawabannya.
B.  Menyembuhkan
Menyembuhkan juga diartikan menyiapkan bibit dan tempat  atau lahan yang baik untuk ditanami, tahap-tahap prosesi penyembuhanya yaitu: membangun dan menjaga hubungan yang baik, berikan pelajaran baik dan buruk beserta penjelasannya, membuat aturan dan kesepakatan tentang konsep belajar bersama.
C.  Menumbuhkan
Menumbuhkan merupakan teknik memasukkan pikiran-pikran positif sebagai pengganti dari pikiran-pikiran negatif yang telah dihilangkan, setelah tumbuh pikiran positif di dalam diri anak maka untuk selanjutnya anak diajak untuk menemukan dan menentukan jati dirinya yang sebenarnya, dan membulatkan cita-citanya untuk diwujudkan. Ada dua hal dalam proses penumbuhan, yaitu menanam dan menumbuhkan.
Tahap menanam yaitu, membentuk diri dan pribadi, sedangkan menumbuhkan adalah mewujudkan program dan target yang telah direncanakan atau memberi pelajaran.
D.  Mendampingi
Mendampingi adalah program yang diberikan oleh tutor atau terapis berupa program-program konsultasi, pemantauan, evaluasi, stimulus-stimulus yang dilaksanakan secara rutin.
BAB IV Praktik Menggunakan Dan Membuat Afirmasi, Sugesti, dan Visualisasi
A.  Afirmasi
            Afirmasi dalam bahasa Indonesia diartikan penegasan. Afirmasi atau penegasan adalah pernyataan penerimaan yang digunakan diri sendiri dengan kebebasan yang berlimpah, kemakmuran, dan kedamaian. Afirmasi bisa juga merupakan kalimat-kalimat positif atau sekelompok kalimat yang dirangkai menjadi satu. Afirmasi harus diselaraskan dengan hukum alam. Karenanya, ini merupakan kebenaran dan harus selalu demikian. Setiap afirmasi dinyatakan dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa yang ditegaskan itu akan terwujud.
            Afirmasi bertujuan untuk mengulang-ulang sebuah pernyataan, dari hari ke hari sampai, pernyataan itu tertanam dengan bernar dalam pikiran bawah sadar kita. Bila hal ini terjadi maka pikiran bawah sadar kita akan merasakan perbedaan antara apa yang seolah-olah “ nyata” dengan dunia luar kita yang nyata.
            Perbedaan ini akan menimbulkan suatu tekanan atau pressure, dan pikiran bawah sadar kita akan menyiapkan ide, motivasi dan tingkah laku, sehingga dunia luar kita yang nyata akan mulai untuk menyelaraskan keadaan dengan dunia dalam diri kita. Nampaknya hampir seperti keajaiban ketika suatu pintu kesempatan kita terbuka untuk membuat afirmasi kita menjadi kenyataan.
Cara membuat dan menggunakan afirmasi:
1.        Afirmasi harus bersifat personal atau pribadi, contoh: “saya pintar, saya pasti bisa”.
2.        Gunakan kalimat positif, contoh: “aku pasti bisa, melewati setiap tantangan yang diberikan guruku dengan baik”.
3.        Contoh pernyataan afirmasi yang keliru, contoh: “saya anak pintar, jika saya mau belajar”.
4.        Gunakan kalimat kondisi saat ini, contoh: “aku bisa konsentrasi, dapat menerima setiap pelajaran yang diberikan guruku”.
5.        Usahakan afirmasi itu singkat dan sederhana, contoh: “ aku pasti bisa, bisa.!”.
6.        Jangan memaksakan afirmasi karena afirmasi bertujuan membangun karakter, memperkuat dan menstimulus karakter, contoh: “ badanku cukup kuat, sehat, dan siap untuk belajar”. (realita yang terjadi anak pada waktu itu sedang sakit atau kalelahan). Ketika mendapati hal yang demikian maka yang harus dilakuakan merubah pola pikirnya terlebih dahulu.
7.        Lakukan pengulangan yang intens setiap saat, contoh: berangkat sekolah,” sekolah gudang ilmu, aku suka ilmu, aku harus mengambilnya dengan serius”.
8.        Pilihlah maksimal 3 tingkah laku/ problem yang ingin diubah. Idealnya, anda memilih dan fokos pada satu saja tingkah laku, contoh: “ lambat belajar sakit”. Sekali anda lihat efek dari afirmasi anda menjadi kenyataan, anda dapat memulai menanamkan afirmasi yang baru.
Pembagian afirmasi diri:
1.       Afirmasi pengkondisian yaitu, afirmasi yang dibuat untuk mengkondisikan suatu keadaan, agar apa yang dikehendaki bisa tercapai, diucapakan berkali-kali, contoh: “ fokus fokus fokus fokus”.
2.      Afirmasi motivasi digunakan untuk memberikan dorongan kemauan, perubahan, peraihan, penguatan, terhadap apa yang ingin dilakukan atau diperbuat oleh anak. Di dalam memberikan afirmasi motivasi anda harus penuh semangat, diikuti gerak, diucapkan dengan keras, penuh keyakinan, contoh: “aku pasti bisa, aku pasti bisa”.
3.      Afirmasi peredam emosi atau amarah, diberikan kepada anak saat mengalami peristiwa kejiwaan yang sedang tidak stabil. Afirmasi ini diberikan dengan suara lembut, pelan, dan dalam keadaan yang tenang, akan lebih baik jika diikuti dengan irama musik yang lembut sesuai dengan keadaan jiwanya saat itu, contoh: “tidak apa-apa.. sakitnya sebentar lagi juga hilang, coba tersenyum... nah... sakitmu sekarang sudah hilangkan”.
4.      Afirmasi sosial berfungsi untuk membentuk pribadi anak yang berjiwa sosial, kasih sayang, rukun, dermawan atau suka menolong, taat, patuh. Dalam melakukan afirmasi sosial apa yang harus digunakan bersifat seruan, ajakan, himbauan kita, kami, kamu, semua atau kata tersebut bersifat umum bukan personal, contoh: “ bersatu kita teguh, berecerai kita runtuh”.
B.       Pengertian sugesti
Sugesti berasal dari bahasa Inggris (suggestion) yang artinya, saran atau usul atau nasehat. Dalam arti bebas sugesti yaitu sebuah pesan atau usulan rencana yang terprogram, dibuat untuk menimbulkan atau mempengaruhi respon dalam pikiran maupun tindakan.
     Sugestibilitas adalah cara seseorang belajar untuk menyerap informasi, sedangkan sugesti adalah materi yang dipelajari. Dalam kita mengajar, sering terjadi pada kita ada anak yang penurut, memperhatikan dan mudah dikasih tahu, namun ada pula anak yang kritis, sulit diatur dan semaunya sendiri tidak mau ikut aturan. Menurut Adi. W. Gunawan dalam merancang sugesti dibedakan 2 tahap yaitu: memformalisasikan sugesti dan menentukan cara penyampaiannya.
     Hal-hal yang harus dilakukan dalam merancang dan memberikan sugesti, yaitu :
1.      Membangun kepercayaan dan hubungan emosional dengan anak.
2.      Relaksasi secara fisik dan mental.
3.      Gunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan spesifik.
4.      Positif sugestikan apa yang diinginkan.
5.      Gunakan emosi.
6.      Gunakan kalimat “sekarang”.
7.      Gunakan kalimat “semakin”.
8.      Gunakan pengulangan kata yang intens.
9.      Tutor atau terapis mengambil figure sebagai seorang pemimpin, orang tua, guru, atau peran apa saja yang memberikan kesan bahwa dirinya adalah orang yang memiliki pengetahuan, kemampuan, pengalaman, dan semua hal.
10.  Hubungkan setiap kejadian untuk membangun sugesti yang semakin baik.
11.  Bersifat pribadi atau atau personal, langsung berkaitan dengan kebutuhan dan sesuai apa yang diyakini olah anak yang akan disugesti.
12.  Menyampaikan fakta, cita-citanya yangn diinginkan secara sungguh-sungguh terjadi.

C.      Visualisasi
            Bila kita menginginkan sesuatu maka pikiran bawah sadar akan menggambarkan apa yang didambakan itu. Dengan cara memvisualisasikan impan terlebh dahulu, terciptalah banyak sekali karya-karya spektakuler di dunia ini. Berikut ini beberapa langkah dalam memvisualisasikan impian yaitu: visualisasi adalah menciptakan gambaran atau imajinasi dalam pikiran bawah sadar anda sedang memiliki atau melakukan apa yang anda inginkan. Cara menggukan visualisasi:
1.        Pastikan anak anda memvisualkan tujuan mereka seolah ini sedang mereka alami. Gunakan kata-kata” sekarang”, “saat ini” dan “sedang”.
2.        Dorong mereka memasukkan detail-detail perasaan mereka kedalam visualisasi.
3.        Selalu visualisasikan hasil sebuah tujuan sebagai sesuatu yang telah terjadi.
4.        Lakukan berlahan-lahan dan libatkan semua kejadian yang mereka ingat dan sedang terjadi kepada mereka untuk memberikan visualisasi.
5.        Lakukan dengan mata tertutup atau terbuka sesuai kebutuhan.
6.        Ingatkan anak agar selalu melakukan visualisasi sesering mungkin.
7.        Lakukan berulang-ulang.








Tugas Individu :
 
 


RESUME BUKU
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah  : Ilmu Pendidikan
Dosen Pembimbing : Jasiah, M.Pd





Oleh
RUSNA MAWADDAH
NIM. 100 111 1444







Tidak ada komentar:

Posting Komentar